Baju Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik” atau “Mbatik” berarti “mbabate teko sitik” artinya mengerjakannya sedikit demi sedikit sehingga membatik membutuhkan kesabaran luar biasa. Konvensi batik Internasional di Yogyakarta pada tahun 1997 menyepakati bahwa definisi batik adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax) sebagai alat perintang warna.
Jadi, bilamana proses mbatik di kain tanpa menggunakan lilin batik maka kain batik tersebut tidak bisa diistilahkan sebagai batik, namun dikatakan sebagai tekstil bermotif batik.
Jenis Baju Batik Indonesia
Batik Tulis (hand Drawn Batik), yaitu buatan tangan dengan alat canting yang berisi lilin batik (malam). Pembuatab batik ini per helai kain memakan waktu 2-3 bulan. Bahkan bisa 3-6 bulan untuk batik tulis halus.
Batik Cap (hand Stamp Batik), yaitu proses pembuatan kain batik dengan menggunakan alat cap/stamp (biasanya berbahan tembaga). Waktu yang dibutuhkan relatif singkat, yaitu sekitar 1- 3 minggu untuk sehelai kain batik cap.
Batik Printing Ini sebenarnya tidak termasuk batik karena tidak sesuai dengan definisi batik pada konvensi batik. Biasanya batik ini adalah produksi pabrikan dan diproduksi secara massal.
Motif dan Falsafah Batik Indonesia
Bagian terpenting dari batik sehingga dianggap menjadi warisan budaya bangsa Indonesia adalah bahwa di setiap motif batik mengandung falsafah budaya asli bangsa Indonesia.
beberapa motif dari batik Indonesia yang terkenal antara lain:
1 Motif Parang
A. Parang Kusumo
Digunakan: Sebagai kain saat tukar cincin
Falsafah: Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat
indah.
B. Parang Rusak
Digunakan: Sebagai kain panjang
Falsafah: Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang
menggunakan motif batik ini bisa berlipat kekuatannya.
2. Motif Sido Mukti
Digunakan: sebagai kain dalam upacara perkawinan.
Falsafah: Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.
3. Motif Truntum-Kawang
Digunakan: Dipakai saat pernikahan.
Falsafah: Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun
calon pengantin.
Selain motif-motif diatas, terdapat juga motif-motif lain yang merupakan ciri khas suatu daerah, misalnya motif Megamendung dari Cirebon, motif Bunga Teluki dari Indramayu. Dan masih banyak motif-motif batik yang lain. Saat ini terlihat semakin banyak masyarakat yang memakai pakaian dengan bahan Batik untuk bekerja, ke sekolah atau ke tempat pernikahan. Batik telah diakui oleh United Nation Educational, Scientific and Culture Organization (UNESCO), setelah resmi diakui sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia juga turut menjaga kebudayaan Indonesia yang lain bukan hanya batik saja.